Selasa, 23 Desember 2008

jenis karangan




JENIS KARANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH MENGARANG Oleh: Masnur Muslich
JENIS KARANGAN: Deskripsi, Narasi, Eksposisi, Argumentasi Dan Persuasi

1. DESKRIPSI: Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.Contoh deskripsi berisi fakta: Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi: Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani,Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional,Keadaan ruang praktik dan keadaan daerah yang dilanda bencana
Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan,Tentukan tujuan,Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan,Kembangkan kerangka menjadi देस्क्रिपसी

2. NARASI: Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir ;Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Contoh narasi berisi fakta:Ir. Soekarno Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
Contoh narasi fiksi:Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Langkah menyusun narasi (fiksi):Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

3. EKSPOSISI: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.Contoh: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain: Manfaat kegiatan ekstrakurikuler,Peranan majalah dinding di sekolah,Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Catatan: Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh paparan proses: Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm.3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.
2. Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema,Menetapkan tujuan,Mengumpulkan data dari berbagai sumber,Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih,Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4. ARGUMENTASI: Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.Contoh:Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha,Teknologi komunikasi harus segera dikuasai,Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial
langkah menyusun argumentasi: Menentukan topik/ tema,Menetapkan tujuan,Mengumpulkan data dari berbagai sumber,Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih,Mengembangkan kerangka menjadi karangan अर्गुमेंतासी

5. PERSUASI: Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Contoh persuasi:Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA,Hemat energi demi generasi mendatang,Hutan sahabat kita,Hidup sehat tanpa rokok dan Membaca memperluas cakrawala
Langkah menyusun persuasi: Menentukan topik/ tema,Merumuskan tujuan,Mengumpulkan data dari berbagai sumber,Menyusun kerangka karangan Dan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi (Sumber internet)

Tips Tidur Berkualitas August 20th, 2008 by tubuh sehat and tagged Kesehatan

Tips Tidur Berkualitas August 20th, 2008 by tubuh sehat and tagged Kesehatan

Feeling crabby lately? It could be you aren’t getting enough sleep. Although the average adult needs seven to nine hours of sleep a night, that number could be hard to come by if you factor in work, taking care of children and managing a household. Then there are the unexpected challenges that can keep you up at night — financial worries, layoffs, illness or relationship issues. Compounding the problem is the fact that if you don’t get the rest you need, you’ll find it even harder to deal with the stresses causing your sleep problems to begin with. Grumpiness isn’t the only result of sleep deprivation. Getting too little sleep impairs memory, reaction time and alertness. Tired people are less productive at work, less patient with others and less interactive in relationships. Sleep deprivation can also be dangerous. According to the National Highway Traffic Safety Administration, more than 100,000 crashes each year are due to drivers falling asleep at the wheel. Try one or two of the following tips or a combination until you have enough quality sleep to feel alert and well-rested. If these tips don’t work, see your doctor. You could have a sleep disorder, such as obstructive sleep apnea, that requires medical attention.

1. Stick to a schedule, and don’t sleep late on weekends. If you sleep late on Saturday and Sunday morning, you’ll get Sunday night insomnia. Instead, go to bed and get up at about the same time every day.

2. Don’t eat or drink a lot before bedtime. Eat a light dinner about two hours before sleeping. If you drink too much liquid before sleeping, you’ll wake up repeatedly in the night for trips to the bathroom.

3. Avoid caffeine and nicotine. They’re addictive stimulants and keep you awake. Smokers often experience withdrawal symptoms at night, and smoking in bed can be dangerous. Caffeine should be avoided for eight hours before your desired bedtime.

4. Exercise. If you’re trying to sleep better, the best time to exercise is in the afternoon. A program of regular physical activity enhances the quality of nocturnal sleep.

5. A slightly cool room is ideal for sleeping. This mimics your internal temperature drop during sleep, so turn off the heat and save on fuel bills.

Use a dehumidifier if you’re bothered by moist air. Use a humidifier if you’re bothered by dry air. Signs and symptoms of dry air irritation include a sore throat, nosebleeds and a dry throat.

6. Sleep primarily at night. Daytime naps steal hours from nighttime slumber. Limit daytime sleep to less than one hour, no later than 3 p.m. If you work nights, keep your window coverings closed so that sunlight, which interferes with the body’s internal clock, doesn’t interrupt your sleep.If you have a day job and sleep at night, but you still have trouble waking up, leave the window coverings open and let the sunlight wake you up.

7. Keep it quiet. Silence is more conducive to sleep. Turn off the radio and TV. Use earplugs or a fan or some other source of constant, soothing, background noise to mask sounds you can’t control, such as a busy street, trains, airplanes or even a snoring partner. Double-pane windows and heavy curtains also muffle outside noise.

8. Make your bed. “A good bed is subjective and different for each person. Make sure you have a bed that is comfortable and offers orthopedic comfort,” says Dr. Shepard.

If you share your bed, make sure there’s enough room for two. Children and pets are often disruptive, so you may need to set limits on how often they sleep in your bed with you.

9. Soak and sack out. Taking a hot shower or bath before bed helps bring on sleep because they can relax tense muscles.

10. Don’t rely on sleeping pills. Check with your doctor before using sleeping pills. Doctors generally recommend using sleeping pills for up to four weeks. Make sure the pills won’t interact with other medications or with an existing medical condition. If you do take a sleep medication, reduce the dosage gradually when you want to quit. sumber : articlescircle.com