Selasa, 23 Desember 2008

jenis karangan




JENIS KARANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH MENGARANG Oleh: Masnur Muslich
JENIS KARANGAN: Deskripsi, Narasi, Eksposisi, Argumentasi Dan Persuasi

1. DESKRIPSI: Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.Contoh deskripsi berisi fakta: Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi: Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani,Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional,Keadaan ruang praktik dan keadaan daerah yang dilanda bencana
Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan,Tentukan tujuan,Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan,Kembangkan kerangka menjadi देस्क्रिपसी

2. NARASI: Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir ;Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Contoh narasi berisi fakta:Ir. Soekarno Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
Contoh narasi fiksi:Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Langkah menyusun narasi (fiksi):Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

3. EKSPOSISI: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.Contoh: Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain: Manfaat kegiatan ekstrakurikuler,Peranan majalah dinding di sekolah,Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Catatan: Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh paparan proses: Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm.3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.
2. Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema,Menetapkan tujuan,Mengumpulkan data dari berbagai sumber,Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih,Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4. ARGUMENTASI: Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.Contoh:Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha,Teknologi komunikasi harus segera dikuasai,Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial
langkah menyusun argumentasi: Menentukan topik/ tema,Menetapkan tujuan,Mengumpulkan data dari berbagai sumber,Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih,Mengembangkan kerangka menjadi karangan अर्गुमेंतासी

5. PERSUASI: Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya. Contoh persuasi:Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA,Hemat energi demi generasi mendatang,Hutan sahabat kita,Hidup sehat tanpa rokok dan Membaca memperluas cakrawala
Langkah menyusun persuasi: Menentukan topik/ tema,Merumuskan tujuan,Mengumpulkan data dari berbagai sumber,Menyusun kerangka karangan Dan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi (Sumber internet)

Tips Tidur Berkualitas August 20th, 2008 by tubuh sehat and tagged Kesehatan

Tips Tidur Berkualitas August 20th, 2008 by tubuh sehat and tagged Kesehatan

Feeling crabby lately? It could be you aren’t getting enough sleep. Although the average adult needs seven to nine hours of sleep a night, that number could be hard to come by if you factor in work, taking care of children and managing a household. Then there are the unexpected challenges that can keep you up at night — financial worries, layoffs, illness or relationship issues. Compounding the problem is the fact that if you don’t get the rest you need, you’ll find it even harder to deal with the stresses causing your sleep problems to begin with. Grumpiness isn’t the only result of sleep deprivation. Getting too little sleep impairs memory, reaction time and alertness. Tired people are less productive at work, less patient with others and less interactive in relationships. Sleep deprivation can also be dangerous. According to the National Highway Traffic Safety Administration, more than 100,000 crashes each year are due to drivers falling asleep at the wheel. Try one or two of the following tips or a combination until you have enough quality sleep to feel alert and well-rested. If these tips don’t work, see your doctor. You could have a sleep disorder, such as obstructive sleep apnea, that requires medical attention.

1. Stick to a schedule, and don’t sleep late on weekends. If you sleep late on Saturday and Sunday morning, you’ll get Sunday night insomnia. Instead, go to bed and get up at about the same time every day.

2. Don’t eat or drink a lot before bedtime. Eat a light dinner about two hours before sleeping. If you drink too much liquid before sleeping, you’ll wake up repeatedly in the night for trips to the bathroom.

3. Avoid caffeine and nicotine. They’re addictive stimulants and keep you awake. Smokers often experience withdrawal symptoms at night, and smoking in bed can be dangerous. Caffeine should be avoided for eight hours before your desired bedtime.

4. Exercise. If you’re trying to sleep better, the best time to exercise is in the afternoon. A program of regular physical activity enhances the quality of nocturnal sleep.

5. A slightly cool room is ideal for sleeping. This mimics your internal temperature drop during sleep, so turn off the heat and save on fuel bills.

Use a dehumidifier if you’re bothered by moist air. Use a humidifier if you’re bothered by dry air. Signs and symptoms of dry air irritation include a sore throat, nosebleeds and a dry throat.

6. Sleep primarily at night. Daytime naps steal hours from nighttime slumber. Limit daytime sleep to less than one hour, no later than 3 p.m. If you work nights, keep your window coverings closed so that sunlight, which interferes with the body’s internal clock, doesn’t interrupt your sleep.If you have a day job and sleep at night, but you still have trouble waking up, leave the window coverings open and let the sunlight wake you up.

7. Keep it quiet. Silence is more conducive to sleep. Turn off the radio and TV. Use earplugs or a fan or some other source of constant, soothing, background noise to mask sounds you can’t control, such as a busy street, trains, airplanes or even a snoring partner. Double-pane windows and heavy curtains also muffle outside noise.

8. Make your bed. “A good bed is subjective and different for each person. Make sure you have a bed that is comfortable and offers orthopedic comfort,” says Dr. Shepard.

If you share your bed, make sure there’s enough room for two. Children and pets are often disruptive, so you may need to set limits on how often they sleep in your bed with you.

9. Soak and sack out. Taking a hot shower or bath before bed helps bring on sleep because they can relax tense muscles.

10. Don’t rely on sleeping pills. Check with your doctor before using sleeping pills. Doctors generally recommend using sleeping pills for up to four weeks. Make sure the pills won’t interact with other medications or with an existing medical condition. If you do take a sleep medication, reduce the dosage gradually when you want to quit. sumber : articlescircle.com

Jumat, 07 November 2008

Hasan


2 Mei, 2008

10 Wasiat Imam Hasan Al Banna

Imam Syahid Hasan Al-Banna merupakan seorang ulama Islam yang memiliki pengaruh besar di Abad ini. Gerakan dakwah Al-Ikhwanul Muslimin yang dipimpin beliau terbukti memberikan kontribusi besar bagi kebangkitan Umat Islam dari tidur mereka yang panjang. Sebagai qiyadah jamaah dakwah, Imam Hasan Al-Banna telah menjadikan gerakan dakwahnya sebagai sebuah organisasi yang dinamis dan aktif dalam melakukan perubahan di tengah-tengah umat di seluruh dunia. Karena fikrah ikhwaniyah yang dilontarkan Imam Syahid mudah diterima dan menjadi pegangan bagi para mujahid di seluruh medan dakwah. Dalam mengarahkan para ikhwah untuk lebih giat berdakwah, Imam Syahid sering memberikan wejangan yang amat praktis dan mudah diamalkan. Di antaranya adalah yang dikenal sebagai 10 wasiat Hasan Al-Banna. Wejangan Imam Syahid yang sepuluh ini bersifat sederhana dan mudah dihafal. Layaknya seperti kiat-kiat aktifitas rutin harian yang setiap saat harus dihayati dan dilaksanakan oleh setiap anggota Jamaah Ikhwanul Muslimun. 10 Wasiat Imam Syahid adalah sebagai berikut ;
  1. Bangunlah segera untuk melaksanakan sholat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun keadaanmu.
  2. Baca, telaah, dan dengarlah Al-Qur-an, berdzikirlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada faedahnya
  3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.
  4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang percakapan karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan.
  5. Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram.
  6. Jangan suka bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus menerus.
  7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal itu akan mengganggu dan menyakiti.
  8. Jauhilah ghibah (menggunjing) atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk apa pun dan janganlah berbicara kecuali yang baik.
  9. Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun (kerjasama).
  10. Pekerjaan rumah (PR) kita sebenarnya lebih bertumpuk daripada waktu yang tersedia, maka tolonglah saudaramu untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian mempunyai keperluan maka sederhanakan dan cepatlah diselesaikan.


Bagi para aktivis dakwah sepuluh wasiat bagaikan resep yang sangat manjur untuk mengobati penyakit yang terdapat dalam hati mereka. Hal ini telah teruji sepanjang perjalanan dakwah Ikhwan sejak dikumandangkan oleh Imam Syahid sampai ke masa kita sekarang ini. Wasiat Imam Syahid merupakan rangkuman pemahaman beliau terhadap kandungan Al-Qur-an dan Sunnah yang semestinya mendapat prioritas utama dalam pengamalannya…. Berikut ini penjelasan lebih lanjut dari perintah harian Imam Syahid Hasan Al-Banna.
Wasiat Pertama: Bangunlah segera untuk melaksanakan sholat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun keadaanmu.Wasiat ini mengandung perintah agar setiap Al-akh mendahulukan sholat lima waktu dari perkara lainnya. Karena sholat di awal waktu merupakan amal Islam yang paling utama sebagaimana dikemukakan Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam ketika ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah amal yang paling utama ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya”. Wasiat ini juga mengharuskan jamaah ikhwan untuk selalu menanti waktu-waktu sholat. Akan lebih utama bila seorang akh itu selalu dalam keadaan berwudlu beberapa saat sebelum adzan berkumandang sehingga dia dengan segera dapat mendatangi masjid dan sholat berjamaah. Al-Akh tidak boleh memprioritaskan hal lain selain dari waktu sholat ini.
Wasiat Kedua: Baca, telaah, dan dengarlah Al-Qur-an berdzikirlah kepada Allah SubhanahuWa Ta’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada faedahnya.Setiap akh diwajibkan untuk selalu berinteraksi dengan Kitabullah Al-Qur-an. Mereka wajib membacanya di mana ada kesempatan. Di setiap pertemuan yang diselenggarakan ikhwah hendaknya dimulai dengan membaca Al-Qur-an. Selain itu ikhwah juga diminta untuk menelaah atau mentadabburkan isi Kitabullah sesering mungkin. Ini bisa dilakukan dengan membaca Kitab-kitab tafsir atau buku-buku Manhaj Islam yang menguraikan nilai-nilai Al-Qur-an. Bukankah Nabi mengatakan bahwa sebaik-baik ummat beliau adalah yang memperlajari dan mengajarkan Al-Qur-an. Imam Syahid juga mengingatkan agar waktu dimanfaatkan untuk berdzikir dalam segala keadaan. Surat-surat tertentu dan ayat-ayat pilihan biasa dapat dibaca dalam berbagai keadaan. Disamping itu ada bacaan-bacaan dzikir seperti tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan hauqallah yang sangat penting dilakukan dalam setiap keadaan ikhwah… Misalnya ketika berkendaraan, menunggu sesuatu, atau tengah diam… Ikhwah hendaknya tidak menyia-nyiakan waktu bagi hal-hal yang tidak bermanfaat karena di antara ciri orang-orang mukmin adalah “Alladzina hum anillaghwi mu’ridhuun” (Orang-orang yang menghindarkan diri dari perkataan atau perbuatan yang tidak ada manfaatnya.
Wasiat Ketiga: Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan fasihSetiap akh diwajibkan belajar Bahasa Arab fushah (baku) dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Beliau mewajibkan hal ini karena Bahasa Arab merupakan salah satu syiar dakwah Islam. Bahasa Arab itu bahasa Al-Qur-an dan bahasa Ahlul Jannah (Ahli Syurga). Di antara sumber kekuatan ummat Islam adalah persatuan mereka yang bersifat mendunia. Kunci persatuan adalah kemampuan berkomunikasi cepat, dengan bahasa yang merupakan warisan Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam dan para sahabatnya. Sementara itu orang-orang di luar Islam berusaha sekuat tenaga menjauhkan Ummat Islam dari bahasa induk mereka. Mereka mempopulerkan bahasa Inggris dan menyatakan bahwa bahasa Arab itu terbelakang. Mereka bahkan ingin ummat Islam tak lagi mampu membaca Al-Quranul Karim atau memahami kandungan maknanya ketika membaca Al-Qur-an tersebut.
Wasiat Keempat: Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang percakapan karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan.
Imam Syahid mengingatkan para ikhwah untuk menjauhi perdebatan dan berdiskusi tentang hal-hal yang tak perlu. Ikhwah dianjurkan banyak bicara tetapi tentang hal-hal yang penting atau mendesak untuk dibicarakan… Perdebatan selamanya hanya melukai orang yang didebat karena setiap orang selalu berusaha mempertahankan pendapatnya kendati salah. Al-Qur-an sendiri mengingatkan kita dari bicara serampangan karena syaitan itu memecah belah manusia dari perkataan yang buruk. (S. Al-Isra: 53)
Wasiat Kelima: Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tenteram.
Imam Syahid melarang para ikhwah banyak tertawa untuk memelihara dan menjaga kesucian hati mereka agar selalu berdzikir kepada Allah... Banyak tertawa bisa timbul karena ada yang membanyol, atau menceritakan sesuatu yang membuat orang-orang tertawa terbahak-bahak. Biasanya tidak jauh dari mengejek dan menghina orang lain baik secara langsung atau tidak. Karena itulah Al-Imam mengingatkan bahaya orang-orang yang banyak tertawa dan sedikit menangis.
Wasiat Keenam: Jangan suka bergurau, karena ummat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus menerus.
Imam Syahid Hasan Al-Banna juga melarang para ikhwah banyak bercanda atau membanyol yang membuat orang lain tertawa baik dengan ucapan, cerita, atau tingkah laku yang lucu. Beliau menyatakan bahwa sikap pejuang Islam adalah bersungguh-sungguh atau serius sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur-an S. Al-Ankabuut ayat 69
Wasiat Ketujuh: Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal itu akan mengganggu dan menyakiti. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengingatkan para ikhwah agar memperhatikan adab berbicara di antaranya dengan merendahkan suara dari segi volume dan merendahkan hati dari segi isi pembicaraan. Islam memerintahkan ummatnya untuk memiliki kelembutan hati dan hal itu dimulai dari kelembutan dalam berbicara atau berdialog.
Wasiat Kedelapan: Jauhilah ghibah (menggunjing) atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk apa pun dan janganlah berbicara kecuali yang baik.
Dalam wasiat ini Imam Syahid mengingatkan agar para ikhwah tidak menggunjingkan orang lain. Bergunjing adalah membicarakan sesuatu tentang orang lain yang tidak disukai orang tersebut bila dia mendengar pernyataan itu. Bergunjing adalah larangan keras dalam berbicara. Oleh Al-Qur-an orang yang suka menggunjing disamakan dengan orang yang memakan daging saudaranya sendiri. ( S. Al-Hujaraat 12.)
Wasiat Kesembilan; Berkenalanlah dengan saudaramu yang engkau temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan taawun (kerjasama).
Imam Syahid menekankan bahwa prinsip dakwah Islam sejati adalah saling berkenalan. Pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”. Allah telah menciptakan manusia berjenis-jenis suku bangsa dan bahasanya, beraneka ragam latarbelakang hidupnya agar mereka saling kenal mengenal (Al Hujarat: 13). Untuk meraih hati orang lain pada langkah pertama adalah dengan memperkenalkan diri dan mengenal orang lain. Dengan perkenalan itu maka jembatan antara hati kita dengan hatinya sudah tersambung… Setelah itu potensi untuk saling tolong menolong dan bekerjasama akan terbuka.
Wasiat Kesepuluh : Pekerjaan rumah (PR) kita sebenarnya lebih bertumpuk daripada waktu yang tersedia, maka tolonglah saudaramu untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian mempunyai keperluan maka sederhanakan dan cepatlah diselesaikan.
Imam Syahid mengingatkan bahwa tugas para ikhwah yaitu agenda dakwah sangat banyak. Bahkan lebih banyak dari waktu yang tersedia. Umur dakwah ini lebih panjang dari umur para juru dakwah itu sendiri. Mereka tidak boleh menunda-nunda pekerjaan yang sudah ada di depan mata, disebabkan pekerjaan lain akan segera menyusul… Karenanya ikhwah harus bekerja sama untuk saling memudahkan pekerjaan mereka, sebagaimana sering dikemukakan Rasulullah saw., “Permudahlah dan jangan dipersulit”. Dalam gerakan dakwah kita harus saling melayani dan membantu mempermudah urusan saudara kita sehingga pekerjaan dakwah akan menjadi ringan dan menyenangkan.Wallahu a’lam

Rabu, 03 September 2008

di ambil dari Sebiru Langit, Secerah Mentari


Tinggikan Diri dengan Rendah Hati
Yap, itulah judul hari ini. Bukan bermaksud menggurui, hanya ingin berbagi dan semoga bisa jadi pemicu bagi saya untuk memperbaiki diri. Klo ada yang salah, mohon diperbaiki, karena ilmu saya masih sangat kurang, :).Pernah ngerasa sombong? Bangga yang berlebihan dengan diri sendiri? hmm, waktunya dikurangi hingga tidak ada lagi. Kenapa? Karena ketika kita sombong, terlalu bangga dengan diri sendiri, berarti kita telah dihinggapi penyakit hati. Dan sombong hanya milik Allah. Ada hadistnya kok,"Keagungan itu sarung-Ku, kesombongan itu selendang-Ku, maka barangsiapa menyaingi Aku dalam hal itu, akan Aku masukkan ke dalam neraka, dan Aku tidak peduli" (HR Muslim)Nah kan, masih berani sombong? Dikurangi aja ya, klo bisa dibuang semua. Bukan cuma buat yang baca siy, buat yang nulis juga, :).Klo diinget inget, apa siy yang bisa disombongin dari diri kita? Kita kan ga punya apa apa, semua yang ada di dunia ini, semuanya milik Allah. Kepandaian, harta ataupun kedudukan, semuanya bukan milik kita. Kalaupun kita bisa melakukan sesuatu, menguasai salah satu bidang ilmu, tidak sepenuhnya karena kemampuan kita sendiri kan? Semuanya karunia Allah.Di Al-Qur'an ada beberapa ayat yang melarang kita berbuat sombong. Salah satunya,"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. " (Al Israa' ayat 37)Kalo sudah tau kita dilarang sombong, tetapi kita sudah terlanjur sering sombong, gimana dungs? Was sollen wir machen? Hmm, ada beberapa hal yang bisa dijalankan, di antaranya:1. Kenali kekurangan diri sendiriBerusaha liat diri sendiri. Ngaca, liat diri kita, evaluasi diri sendiri. Apa sih yang kita punya, yang pantes kita sombongkan. Klo masih belum tau juga, bisa juga deh tanya ke temen, atau sahabat yang bisa dipercaya. Karena sahabat kan bukan hanya orang yang bisa memuji, harus bisa kasih tau kekurangan juga dungs.Klo kita udah tau kekurangan kita sendiri, insya Allah bisa ngurangi rasa sombong.2. Berlatih untuk tawadhu'Tawadhu' adalah perasaan berani mengakui kekurangan dan kelemahan tetapi tetap menyadari bahwa setiap orang punya kelebihan dan kemampuan.Kita juga harus sadar bahwa kita tidak sepenuhnya jelek dan orang lain tidak sepenuhnya baik. Jadi, kita juga ga perlu rendah diri. Ga perlu "menjatuhkan" diri sendiri di hadapan orang lain.Misalnya, klo orang tanya, eh, pernah ke jerman yah? Jawab aja klo emang pernah, dengan jawaban yang sebenarnya, ga perlu ditambah tambahin atau dikurang kurangin. Ga perlu kita jawab "Iya, hampir setiap sudut kota di Jerman udah pernah loh kukunjungi. Aku juga beli beberapa barang barang asli eropa. Liat aja jam tanganku, asli loh, Rolex" yaa, plis deh, sapa juga yang tanya jam loe merek apa, asli ato ga.Atau klo misalnya ditanya, "Bisa php kan?" trus, kamu jawabnya, "Iya, tapi cuma bisa 'echo' duang". Yah, jangan terlalu merendah gitu juga klo emang udah menguasai. Bilang aja, sesuai dengan kemampuan.3. Memandang persoalan dari kacamata persaingan yang sehatBalik lagi, inget aja klo orang lain tuh juga punya kelebihan, dan kita juga tidak sepenuhnya kurang. Jadi, ketika kita harus berlomba dan bersaing. Berusaha aja sebaik mungkin, semampu kita tanpa perlu menjelekkan orang lain. Dan ternyata, menjelekkan orang lain juga dilarang loh sama agama. Di Al-Qur'an juga ada kok. Klo sempet baca Al-Qur'annya, buka deh surat Al-Hujuraat ayat 11. Klo ga sempet, hmm, ditulisin deh, :)"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Al Hujuraat ayat 11)4. Berkumpul dengan orang orang yang tawadhu'Yah, klo kita berkumpul dengan orang orang yang baik, insya Allah kita ikut baik juga. Bukan berarti kita ikut ikutan, tapi, klo menerima yang baik kan gpp, :).So, das war alles tentang sombong. Semoga kita bisa selalu rendah hati dan tidak menjadi manusia yang sombong.Sumber: Majalahnya Eka.Notes : Makasih banyak buat Eka, buat majalahnya. Buat yang baca, mohon dikoreksi jika ada kesalahan.
Gepostet von Luvie Narulita
Labels: